Tak punya cadangan migas, jika perang Indonesia langsung kalah
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui Indonesia masih lemah dalam pengelolaan sumber daya minyak dan gas (migas) untuk kepentingan nasional. Otoritas yang diserahi tugas mengelola distribusi minyak, dinilai terlalu fokus pada aspek niaga, sehingga melupakan keberadaan cadangan strategis.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di kantornya, Jakarta, Selasa (31/12) ketika menyerahkan tugas penyaluran BBM subsidi pada tiga badan usaha.
Cadangan strategis yang dimaksudnya tak lain stok migas yang tak diperjualbelikan, dan alokasinya khusus untuk instalasi vital negara di masa darurat, terutama alutsista.
"Kita tidak punya cadangan strategis. Kalau ada perang, tiga hari saja, bisa meninggal kita. Pesawat memang ada, kapal ada, tapi kan tidak bisa diisi air. Kalau distribusi migas diblokir, bagaimana," ujarnya.
Susilo menegaskan, penyediaan cadangan migas strategis seharusnya menjadi tugas Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas. Lembaga itu wajib meminta perusahaan penyalur BBM, menyisihkan stok mereka.
Saat ini, proses penyisihan stok bahan bakar, baru rutin dilakukan Pertamina. Itupun untuk cadangan operasional BUMN tersebut, diperkirakan cukup memenuhi kebutuhan BBM nasional 17 hari.
"Jangan lupa, tugas BPH Migas lainnya adalah masalah cadangan. Intinya, semua pelaku mempunyai kewajiban ikut menyimpan, paling tidak sampai 20 hari," kata Susilo.
Indonesia jadi satu-satunya negara middle income di Asia Pasifik yang belum menjalankan kebijakan sistem cadangan strategis migas. Dengan wilayah luas, dan penduduk sudah melampaui 250 juta, ketiadaan stok bahan bakar darurat menurut Susilo sangat membahayakan.
Sebagai perbandingan, Susilo menyatakan Malaysia punya cadangan strategis migas yang tahan untuk digunakan sampai 25 hari. Korea Selatan dan Singapura bahkan stok bahan bakar strategisnya sanggup memenuhi kebutuhan 50 hari.
"Sedangkan cadangan strategis kita nol. Ini tantangan, kita harus melakukan sesuatu," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat sejumlah negara yang statusnya sama seperti Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Filipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaDengan gayanya yang meyakinkan, intonasi nada bicara dan ritme yang diatur, Gibran mengesankan dirinya menguasai materi
Baca SelengkapnyaPasangan AMIN bakal menagih pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnas mengatakan terdapat sejumlah persyaratan kompetensi ASN yang akan dipindahkan ke IKN.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca Selengkapnya