Lanjut ke konten

Tiga Aksi Heboh Sedan Buntung

11 Februari 2015

laka-lantas-sulsel-jazz

SETELAH Jakarta dan Makassar, kini pada 2015 muncul lagi kasus seruduk menyeruduk yang menghebohkan jalan raya Indonesia. Dua kasus sebelumnya terjadi pada 2012. Tiga aksi heboh itu kebetulan dilakukan oleh tiga mobil sedan buntung alias hatchback.

Banyak kasus kecelakaan yang melibatkan sedan buntung, tapi tiga aksi heboh ini cukup mendapat perhatian media massa karena melibatkan banyak orang. Setidaknya, cukup menghebohkan lantaran sosok pelakunya maupun aksinya yang tergolong ugal-ugalan.

1. Kasus Heboh Pertama

Aksi pertama terjadi saat pembukaan tahun 2012. Peristiwa di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu, 28 Januari 2012 itu mengakibatkan delapan orang luka-luka dari 15 orang yang ditabrak. Sang pengemudi, HRR, remaja berusia 14 tahunbaru saja belajar mengendara mobil di jalan raya.

Sang pengendara yang di bawah umur itu mengaku panik sehingga melaju terus ketika terlibat kecelakaan di titik pertama. Tabrakan bermula di Jl Baji Gau, dekat SMPN 3 Makassar. Lalu, tabrakan kedua terjadi di Jl Cendrawasih, dekat gereja Bukit Zaitun. Tak cukup sampai di situ, HR kembali menabrak orang di Jl Dangko, lalu menabrak kendaraan warga di Kompleks Hartaco. Aksi HRR baru berhenti setelah menabrak warga di Jl Dg Tata I.

Buntutnya, dia ditetapkan sebagai tersangka dan dikenai pasal 310 UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Walau, belakangan karena di bawah umur, pelaku tidak dipenjara. Justeru sang pelaku yang berusia 14 tahun itu lalu digadang-gadang untuk menjadi duta Lalu Lintas Polrestabes Makassar. Sekalipun akhirnya gagasan itu urung dilaksanakan.

Oh ya, saat peristiwa tabrakan yang menghebohkan itu terjadi sang pelaku niatnya sore itu hendak membeli ayam goreng. Pelaku nekat mengendarai mobil tanpa seizin orang tuanya.

2. Kasus Heboh Kedua

Seorang perempuan model menyerudukan mobil Honda Jazz merahnya kepada sejumlah pengguna jalan pada Kamis, 11 Oktober 2012 pagi. Mirip dengan di Makassar, kasus di Jakarta ini pun menyebabkan sejumlah pengguna jalan luka-luka, termasuk petugas kepolisian yang mencoba menghentikan aksinya.

Perempuan muda yang menjadi pengendara, Novi Amelia yang saat itu berusia 25 tahun, belakangan diketahui dalam pengaruh minum-minuman beralkohol. Sembilan bulan setelah kejadian, perempuan itu dituntut tujuh bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, pada Selasa 17 September 2013.

Pada Selasa, 7 Januari 2014, Novi divonis enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun. Dia dikenai tuntutan pasal 310, UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Saat itu, mobil Honda Jazz merah B 1864 POP yang dikendarai Novi menabrak tujuh orang pengguna jalan di di Jalan Ketapang, Taman Sari, Jakarta Barat. Seluruh korban mengalami luka-luka. Sedangkan kendaraan yang ditabrak terdiri atas dua sepeda motor, satu mobil angkutan kota mikrolet, dan satu sepeda kayuh pedagang kopi.

Hal yang juga bikin heboh adalah saat kejadian petang itu sang pelaku berkendara dengan pakaian minim dalam kondisi stress.

3. Aksi Heboh Ketiga

Media massa memberitakan, sebuah mobil Honda Jazz warna hitam terlibat aksi seruduk menyeruduk di Bandung, Selasa, 10 Februari 2015. Kejadian yang berlangsung sekira pukul 15.30 WIB itu diberitakan berlangsung bak adegan film di televisi. Mobil menabrak pengendara sepeda motor lalu melarikan diri. Setelah itu, menabrak pengendara mobil dan masuk ke tempat parkir hotel yang selanjutnya juga menabrak mobil yang terparkir di hotel itu.

Itulah lokasi terakhir yang menghentikan aksi seruduk menyeruduk. Massa pun menghakimi sang pengendara yang ternyata lelaki berusia muda, yakni sekitar 30 tahun. Mudah ditebak, kemarahan massa pun diluapkan kepada mobil sang pelaku. Mobil jenis hatchback alias sedan tanpa buntut itu pun penyak-penyok dihajar massa.

“Pelaku tampaknya depresi,” papar seorang rekan saya di Bandung, Selasa malam.

Pelaku menabrak dua sepeda motor dan tiga mobil. Kita belum tahu bagaimana kelanjutan aksi heboh ini. Entah apakah pelaku akan mendapat vonis seperti kasus di Jakarta atau Makassar.

Tiga karakter pelaku yang berbeda-beda menjadi pembelajaran kita semua bahwa berkendara bukan urusan sepele. Berkendara butuh konsentrasi penuh. Kondisi depresi, stress, panik, atau mabuk amat mungkin menganggu konsentrasi.

Sedangkan untuk anak di bawah umur tentu saja belum patut mengendarai kendaraan bermotor. Tak heran jika perundangan yang berlaku saat ini mensyaratkan usia penerima Surat Izin Mengemudi (SIM) minimal berusia 17 tahun.

Tiga aksi heboh pengendara sedan buntung di atas mengajarkan kepada kita soal pentingnya berkendara yang aman dan selamat. Jika sudah terlibat kecelakaan lalu lintas jalan yang rugi bukan hanya diri sendiri, tapi tentu saja orang lain. Belum lagi jika terpaksa harus berurusan dengan masalah hukum. Semua bisa menjadi repot. (edo rusyanto)

Mendahului Berujung Masuk Bui

10 Februari 2015

mendahului di jalan raya

MALANG tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kianto, kita sebut saja begitu, terpaksa berurusan dengan meja hijau lantaran kelalaiannya. Gara-gara mendahului, dia masuk bui.

Peristiwa naas itu bermula pada suatu senja. Ketika itu Kianto bermaksud mendahului sebuah mobil di depannya dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per jam (kpj). Naas, tiba-tiba di depan ada sepeda motor yang hendak berbelok ke kanan.

Kianto panik dan gugup. Sepeda motor yang dia tunggangi pun tak dapat dikendalikan. Tabrakan tak bisa dihindari. Dia menabrak bagian depan sepeda motor yang hendak berbelok kanan tadi. Korban jatuh dan tergeletak dipinggir sebelah kanan mendekati bahu jalan. Di sekitar lokasi kejadian tidak ada marka dan rambu jalan, termasuk tidak ada garis melintang utuh.

Warga pun berdatangan untuk membantu. Beruntung ada pengendara yang mobil yang ikhlas menolong. Kianto dan pesepeda motor yang ditabrak pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Kianto luka-luka, sedangkan korban yang ditabraknya tak dapat diselamatkan setelah mendapat pertolongan sekitar satu jam. Korban yang menderita luka di bagian kening, tangan, dan kaki itu akhirnya meninggal dunia.

Kianto akhirnya harus berhadapan dengan meja hijau. Dia dituduh lalai saat berkendara sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Pasal yang dituduhkan adalah melanggar pasal 310 ayat (4) Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Aturan ini menyebutkan bahwa seseorang yang karena kelalalainnya saat berkendara menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan orang lain meninggal bisa dikenai sanksi penjara maksimal enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp 12 juta.

Majelis hakim akhirnya memutuskan vonis penjara selama lima bulan. Majelis mengaku tidak
menemukan adanya alasan pemaaf yang dapat menghapus kesalahan terdakwa maupun alasan pembenar yang dapat menghapus sifat melawan hukum. Tujuan pemidanaan, kata Majelis Hakim, bukan untuk pembalasan tetapi ditujukan untuk mendidik agar seseorang yang melakukan perbuatan pidana dapat memperbaiki diri. Selain itu, diharapkan dapat mengubah perilakunya ke jalan yang lebih baik agar dikemudian hari tidak mengulangi lagi perbuatan yang dapat dipidana.

Kianto sebelumnya juga sudah mengaku bersalah dan sudah bertanggung jawab. Bahkan, Kianto sudah melakukan perjanjian perdamaian dengan keluarga korban.

Kenali Cara Mendahului

Ya. Kita bisa belajar banyak dari kasus Kianto. Lalai sedikit saja, mendahului bisa masuk bui. Karena itu, rasanya mutlak bagi kita para pengendara untuk mengenali cara mendahului yang aman dan selamat. Setidaknya ada lima langkah saat mendahului, terlebih bagi kita para pesepeda motor. Langkah-langkah itu mencakup;

overtaking-methods-1

Pertama, perhatikan situasi arus kendaraan dari arah depan. Selain itu, lihat juga marka dan rambu jalan yang ada di depan. Marka jalan berupa garis putih menyambung merupakan salah satu isyarat agar seseorang tidak mendahului mengingat marka itu bermakna tidak boleh dilintasi. Marka garis putih menyambung punya makna seperti median jalan permanen berbentuk beton. Seluruh informasi mengenai hal itu didapat dengan menebar pandangan sejauh mungkin ke arah depan.

Kedua, pastikan ruang untuk mendahului cukup luas. Artinya, bisa dilalui oleh kendaraan yang hendak didahului dan kendaraan yang hendak mendahului.

Ketiga, lihat pergerakan kendaraan dari arah belakang dengan melirik kaca spion di kiri dan kanan kendaraan. Selain itu, tentu melihat situasi di kiri dan kanan jalan.

Keempat, memberi isyarat saat hendak mendahului dengan menyalakan lampu sein. Memberi lampu berkedip lewat lampu utama dan memberikan isyarat bunyi-bunyian, yakni dengan membunyikan klakson satu dua kali.

Kelima, saat hendak mendahului pastikan posisi gigi kendaraan di posisi rendah, misal di posisi kedua, lalu kecepatan ditambah saat melaju hingga akhirnya melampaui kendaraan yang hendak didahului.

Lihat tips lengkap cara mendahului disini.

Oh ya, ada temuan yang menarik soal pemahaman cara mendahului yang aman dan selamat.

Survey yang dilakukan Road Safety Association (RSA) Indonesia pada 2014 menyebutkan bahwa sebanyak 54,52% responden tahu aturan mendahului dengan aman dan selamat. Sedangkan sebanyak 44,70% menjawab keliru dan 0,78% tidak menjawab.

Artinya, masih cukup besar mereka yang tidak mengetahui cara mendahului yang benar. Cara mendahului yang bisa mengurangi potensi terjadi kecelakaan lalu lintas jalan. Ini menunjukan bahwa masih pentingnya edukasi kepada para pengguna jalan. Edukasi yang tepat sasaran dan dilakukan secara terus menerus. Coba bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor yang ada saat ini sekitar 120 juta unit, bisa jadi sedikitnya ada 60 juta pengendara. Hal ini dengan asumsi rata-rata satu orang memiliki dua kendaraan bermotor. Berapa banyak jumlah pengendara yang butuh diedukasi.

Pertanyaan lanjutannya, siapa yang wajib memberikan edukasi? Sanggupkah Negara mengedukasi warganya secara baik dan benar?

Tapi, kita sebagai pengguna jalan apakah juga harus berdiam diri? (edo rusyanto)

Jakarta Banjir Bro

9 Februari 2015

banjir jakarta 2015_ntmcpolri

foto:ntmclantaspolri

WADUH! Jakarta mulai diserbu banjir disana-sini. Waspada bro.

Coba aja simak foto-foto di timeline milik @tmcpoldametro atau @radioelshinta. Bahkan, coba aja simak pesan singkat dari Sutopo Purwo Nugroho, kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB yang saya terima Senin, 9 Februari 2015 siang ini.

AWAS, KARET SIAGA SATU !
 
Jakarta makin dikepung banjir. Tinggi banjir makin meningkat di beberapa wilayah, khususnya di Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Sementara itu hujan deras masih terus turun. Diperkirakan hingga sore nanti hujan deras masih akan turun.
 
Pada Senin (9-2-2015) pukul 12.00 Wib pintu air Karet terukur 630 cm. Artinya Siaga I. Dengan tinggi air lebih dari 600 cm maka daerah-daerah yang teredam banjir adalah beberapa wilayah di Jakarta Pusat (Stasiun Tanah Abang, Jati Baru, Petamburan), Jakarta Barat (Jati Pinggir,  JPO anatara Roxy, Latumenten), dan Jakarta Utara (Teluk Gong, Perumahan nelayan Kapuk, dan Muara Angke).
 
Sementara itu pintu air di beberapa sungai juga bergerak naik. Pintu air Katulampa naik menjadi 80 cm (Siaga III) pada pukul 12.00 Wib. Pintu Manggarai naik menjadi 800 cm (Siaga III) pukul 11.00 Wib dan 825 cm (Siaga III) pada pukul 12.00 Wib.  Pintu air Pasar Ikan  208 cm (Siaga II) dan pintu air Pluit naik menjadi 30 cm. Dengan kondisi seperti ini banjir diperkirakan berpotensi meluas. Pasokan air dari hulu makin meningkat sementara itu wilayah hilir sudah terendam banjir.
 
Warga di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung yaitu di Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan harus waspada banjir.  Banjir masih menggenangi air mancur depan Indosat arah Jl. Abdul Muis setinggi 50 cm sehingga tidak bisa dilewati.Banjir di Kelapa Gading dan Sunter juga makin naik.
 
Masyarakat dihimbau selalu waspada. Banjir Jakarta bukan saja disebabkan oleh luapan sungai. Tapi buruknya drainase perkotaan dan tata ruang yang tak terkendali  menyebabkan banjir makin sulit ditangani.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Melihat kondisi cuaca yang seperti itu rasanya kita para pesepeda motor mesti ekstra waspada. Silakan simak tips berkendara saat hujan disini. Tentu saja, jika hujan amat deras pilihan terbaik adalah berteduh. (edo rusyanto)

Berjuang Menembus Badai Hujan

9 Februari 2015

banjir jkt 2015 motor_ntmcpolri

SIANG ini melihat sebuah foto yang begitu membuat trenyuh. Beberapa pesepeda motor menembus banjir dan hujan yang mendera Jakarta. Maklum, sedari jam enam pagi hingga siang saat tulisan ini dibuat, Senin, 9 Februari 2015, Jakarta tak henti diguyur hujan.

Sejumlah lokasi di Jakarta, mulai dari Jakarta Selatan, Timur, Barat, Utara, hingga Pusat mulai digenangi air. Ketinggiannya bervariasi. Ada yang hanya tak lebih dari 10 centimeter (cm) hingga mencapai sebetis orang dewasa. Jakarta pun seakan lumpuh.

Di balik itu semua, kita para pesepeda motor butuh ekstra waspada ketika hujan terus menerus mendera kota tercinta. Para pesepeda motor yang gigih menembus badai dan hujan tentu punya alasan tersendiri. Mereka jatuh bangun, kepanasan hingga kedinginan oleh hujan demi mencari sesuap nasi. Mengais rezeki bagi anak dan isteri atau memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mereka berjuang untuk hidup.

Di tengah itu semua, kita tahu bahwa curah hujan yang mengguyur tubuh bisa mempengaruhi konsentrasi manakala pandangan terganggu dan mulai menggigilnya sekujur badan. Air yang membasahi badan, kaki, tangan, hingga wajah, tentu bukan perlu disiasati agar tidak memperburuk situasi. Idealnya, ketika hujan deras tidak memaksakan diri untuk melaju di atas si kuda besi. Apalagi bila tidak melengkapi diri dengan jas hujan dan sepatu boot yang melindungi kaki dari rendaman air.

Ada seabrek hal yang mesti diperhatikan manakala sang pesepeda motor memaksakan diri melaju di bawah curah hujan. Apalagi data Korlantas Polri memperlihatkan, pada 2013, rata-rata terjadi dua kasus kecelakaan yang dipicu hujan.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika hujan, khususnya bagi kita para pesepeda motor di antaranya adalah;

1. Jangan tergesa-gesa
Para pesepeda motor ada kecenderungan memacu kendaraannya lebih cepat saat menjelang turun hujan. Berdalih agar tidak terguyur hujan atau untuk mencari tempat berteduh, ada yang memacu kendaraannya tergesa-gesa. Hal ini bisa saja memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan karena konsentrasi terganggu.

2. Kondisi fisik prima
Bermotor dalam kondisi fisik sakit, letih, lelah, atau seusai minum obat bakal mengganggu konsentrasi. Termasuk, mengurangi reflek dan pengambilan keputusan tepat ketika dalam kondisi kritis. Saat hujan turun, kondisi tersebut praktis bakal membuat tubuh menggigil. Jemari tangan dan kaki bisa keram, akhirnya, tidak bisa berkendara dengan baik.

3. Memakai jas hujan
Jas hujan yang ideal sebaiknya tidak menghambat gerak tangan, kaki, kepala, hingga seluruh tubuh ketika bersepeda motor. Jas hujan yang terdiri atas bagian celana dan bagian jaket bisa menjadi pilihan. Artinya, sebisa mungkin yang membuat tubuh rileks dan tidak tembus air. Selain itu, upayakan jas hujannya memiliki unsur yang bisa berpendar ketika terkena cahaya. Konsep ini bagian dari upaya terlihat dan melihat ketika berlalu lintas jalan.

4. Memakai sepatu boot
Sepatu berbentuk boot yakni yang menutupi bagian mata kaki serta terbuat dari bahan plastik, lebih melindungi jemari kaki dari rendaman air sehingga tidak kedinginan. Jika tidak menyiapkan sepatu boot, terpenting memakai sepatu ketimbang memakai sandal jepit atau tidak memakai alas kaki sama sekali.

5. Kondisi ban prima
Ban yang ulir luarnya masih cukup bagus akan berdaya cengkeram lebih baik di permukaan aspal. Karena itu, ban yang kembangnya sudah habis atau lazim disebut sudah botak, bakal menambah licin ketika bermotor. Terkait hal itu, juga diperhatikan tekanan angin ban agar dalam kondisi cukup. Tidak kempes maupun terlalu keras.

hujan di puncak bogor

6. Kondisi rem bagus
Bermotor dalam kondisi jalan licin tentu saja membutuhkan tingkat dan teknik pengereman yang tepat agar tidak mudah tergelincir. Setidaknya, dengan kondisi rem yang kanvasnya masih bagus atau keseluruhan fungsi rem dalam keadaan bagus, mengurangi potensi kecelakaan akibat tergelincir oleh jalan yang licin.

7. Lampu-lampu menyala
Lampu-lampu di sepeda motor agar dalam kondisi berfungsi atau menyala dengan baik. Mulai dari lampu utama, lampu rem, hingga lampu isyarat (sign). Dalam kondisi hujan, cahaya lampu utama membantu pengguna jalan lainnya untuk mengetahui kehadiran pemotor.

8. Waspada genangan air
Genangan air di jalan sulit diterka. Apakah dibawahnya ada lubang besar? Lubang kecil? Karena itu, sebisa mungkin ketika melihat genangan air yang mencurigakan ada lubang besar di bawahnya, untuk dihindari. Jika terpaksa, perlambat laju motor. Hal ini untuk menghindari pemotor terperosok dan risiko lebih fatal lainnya.

9. Hindari gundukan tanah di jalan
Timbunan tanah yang kena air hujan bisa menambah licin permukaan aspal. Karena itu, hindari melintas di atasnya atau melaju jangan terlalu cepat serta tidak melakukan pengereman mendadak. Risiko tergelincir bisa lebih besar. Kewaspadaan dan konsentrasi penuh menjadi mutlak.

10. Berteduh yang aman
Ini dia, berteduh. Hujan deras jangan memaksakan diri bermotor. Berteduh juga harus memilih tempat yang aman. Termasuk tidak mengganggu pengguna jalan lain. Saat berteduh, pastikan kendaraan kita dalam kondisi terkunci.

11. Dokumen dan ponsel diamankan
Dokumen seperti SIM, STNK, atau kartu ATM dan kartu kredit yang ada didompet serta ponsel sebisa mungkin tidak terkena air hujan. Masukan dalam plastik atau bungkus yang rapat di dalam tas. Tas ransel bagi pemotor biasanya memiliki lapisan pelindung yang bisa dibeli terpisah atau menyatu di tas ransel tertentu.

12. Helm anti embun
Helm jenis ini memiliki kaca khusus yang bebas dari risiko terjadinya embun akibat nafas di dalam helm. Ada jenis helm tertentu yang kacanya juga tidak menimbulkan butiran air sehingga pandangan tetap jernih. Sifatnya tambahan semata, terpenting memakai helm yang memiliki kaca di bagian wajah sehingga muka dan mata tidak pedih terkena air hujan.

13. Berdoa
Tentu saja senantiasa jangan pernah lupa untuk berdoa saat hendak berkendara.

Semoga tulisan ini berfaedah. Terpenting, tetap berkonsentrasi dan jaga kondisi fisik serta motor dalam kondisi fit. (edo rusyanto)

foto: ntmckorlantaspolri dan dokumen pribadi

Sejarah Baru Pergerakan Road Safety

8 Februari 2015

edo dan ivan mubes2015

BABAK baru bagi pergerakan keselamatan jalan (road safety) di Indonesia telah hadir. Di tengah masih karut marutnya urusan keselamatan jalan di Indonesia, babak baru itu mencuat di lembaga swadaya masyaraat (LSM) keselamatan jalan, Road Safety Association (RSA) Indonesia. Pijakan baru itu bertumpu pada lahirnya rezim dari generasi ketiga. Sosok generasi yang dianggap mampu memberi darah segar dengan gairah yang menggelora.

Karut marutnya soal keselamatan jalan di negara kita tercermin dari masih bergelimpangannya 70-an anak negeri di jalan raya. Mereka meregang nyawa lantaran kecelakaan lalu lintas jalan yang menjadi buah dari sruntulannya para pengguna jalan. Hal itu bisa dilihat dari masih tingginya pemicu kecelakaan yang berasal dari perilaku tidak tertib saat berkendara. Setidaknya 42% kecelakaan dipicu oleh perilaku tidak tertib alias ugal-ugalan saat di jalan.

RSA Indonesia saat di bawah rezim saya, 2012-2015, sangat sadar betul bahwa soal keselamatan jalan tidak bisa seratus persen bergantung kepada negara. Peran publik menjadi mutlak manakala kita tahu bahwa mayoritas pemicu kecelakaan adalah dari para pengguna jalannya. Kehadiran RSA Indonesia sejak 2007 terus berjuang dengan segenap sumber daya yang ada. Di tengah segala keterbatasan yang ada, pergerakan moral dan gerakan pemikiran terus digulirkan untuk mengajak publik lebih peduli soal keselamatannya di jalan raya. Tentu saja, sekaligus mengajak para pemangku kepentingan agar lebih serius dan bersinergi serta menghapus ego sektoral masing-masing.

Pengurus RSA Indonesia yang diberi amanat menjalankan roda organisasi nirlaba ini berharap mampu memberi arti bagi dinamika kehidupan masyarakat. Gerakan keselamatan jalan yang digulirkan ingin bermuara pada mengecilnya fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan. Saat rezim yang saya pimpin bekerja pada 2012, setiap hari ada sekitar 81 jiwa yang tewas akibat kecelakaan di jalan. Kini, rezim saya lengser fakta data memperlihatkan 70-an jiwa tewas setiap hari di jalan-jalan Nusantara.

Regenerasi Mutlatk

Sejak enam bulan sebelum musyawarah besar (Mubes) RSA Indonesia, di Bogor, 7-8 Februari 2015 saya sudah lontarkan gagasan soal pentingnya regenerasi di pucuk pimpinan RSA Indonesia. Intinya, saya menginginkan pergantian Ketua Umum pada 2015. Respons yang muncul pun beragam. Ada yang pesimistis, ada yang realistis, dan ada yang optimistis.

Bahkan, pada saat pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus dalam Mubes kedua RSA Indonesia itu saya tegaskan ulang. Intinya, saya tidak perlu dipilih kembali. Namun, apa yang terjadi. Saat penyaringan bakal calon ketua umum putaran pertama hasilnya seperti ini;

1. Ivan Virnanda : 7 suara
2. Edo Rusyanto : 5 suara
3. Nursal Ramadhan : 2 suara
4. Lucky Subiakto : 1 suara

Pada penyaringan balon ketum putaran kedua berubah menjadi;

1. Ivan Virnanda : 6 suara
2. Edo Rusyanto : 5 suara
3. Nursal Ramadhan : 3 suara
4. Lucky Subiakto : 0 suara
5. abstain : 1 suara

Setelah itu dua balon teratas menjadi calon ketua umum yang akan dipilih oleh para pengurus periode sebelumnya. Pemilihan melalui voting tertutup, sedangkan yang tidak bisa hadir bisa menggunakan telepon, sms, hingga email.

Sekali lagi saya tegaskan kepada peserta mubes bahwa RSA Indonesia harus berani melakukan regenerasi. Saya memilih berjuang di luar jajaran kepengurusan. Intinya, jangan pilih saya lagi. Dan, pemungutan suarapun berlangsung. Dari lima suara yang saya raih, satu suara hijrah. Karena Ivan akhirnya dipilih sembilan suara. Lega, regenerasi berjalan lancar.

rsa mubes 2015

Setelah melewati masa kepengurusan saya pun perlu mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada para Badan Kehormatan, Badan Pengawas, dan tentu para relawan yang tercinta.

Saya berpendapat bahwa kebesaran dan kedewasaan sebuah organisasi terrefleksi dari sistem regenerasi dan penyampaian tongkat estafet kepemimpinan. RSA Indonesia yang juga terus mencoba menjadi organisasi besar dan modern tentu tak bisa lepas dari perlunya melakukan regenerasi. Satu hal yang saya amati selama tiga tahun terakhir adalah kemauan kita untuk terus belajar memperkaya pengetahuan dan jejaring kita. Meningkatkan taktik, strategi, dan tujuan dari setiap program yang dilakukan.

Oh ya, Ivan Virnanda selaku ketua umum memilih dua sekretaris jenderal (sekjen) untuk mendampingi dirinya. Sekjen terdiri atas Nursal Ramadhan dan Roky Saddaturahman.

Sementara itu, jajaran Badan Pengawas terdiri atas; Edo Rusyanto, Lucky Subiakto, dan Irfan Susanto. Di jajaran Badan Kehormatan terdapat Syamsul Maarif dan Rio Octaviano.

Bagi pengurus mendatang, teruskan perjuangan dan teruslah semangat selama darah masih mengalir di urat nadi kita. (edo rusyanto)